2.28.2008

For The Greater Good

Frase ini sering saya denger kalo lagi nonton film superhero. Walaupun ga keucap itu kalimat sering saya simpulkan sendiri. MIsal di film X-men yang terakhir. Si Logan alias wolverine sexy rela Jean Grey mati di tangan dia sendiri even si Logan itu cinta bengat sama Jean, karena satu2nya harapan supaya ga terjadi chaos lebih besar lagi didunia si Jean beserta kekuatannya yang nakutin itu harus musnah, dan satu2nya cara ya Logan mesti bunuh Jean by himself (wolverine ora iso mate), for the greater good.

Contoh lain yang paling oke itu di film heroes, Peter Petrelly rela dirinya dibunuh supaya dirinya tidak meledak dan buat kota NY hancur. For the greater good. Superman yang menghapus ingatan Louis Lane di Superman 2, dia lebih milih dikacangin sama LL waktu berwujud Clark Kent daripada LL terus khawatir sama doi yang notabene adalah superhero paling most wanted at that time. Lagi2, for the greater good. Dari film asia kita kenal infernal affair atau time between dog and wolf yang kisahnya mirip. Seorang polisi rela jadi mata2 mafia supaya rekan2nya bisa melacak dan nangkep gembong mafianya, walaupun hati nurani si polisi menderita dan nelangsa (bahasa lo din). Hhh... for the greater good.

Kalau saya nih, masih jauh ya dari kapasitas itu. Suatu waktu di salah satu kuis Facebook gw pernah ditanya gini. Lebih milih mana, 10000 orang mati atau saya yang mati?. Saya diem aja lo ga bisa jawab pertanyaan itu. APalagi yang dibilang mati itu adalah orang2 yang tidak saya kenal. Akhirnya saya jawab saya rela spaya hasil kusinya bagus. Cuman dalam hati si sebetulnya kalo kejadian beneran saya masih mikir-mikir kali. Huhuhu...emang ga bakat jadi superhero atau kawanan heroes itu.

Tapi kemudian saya mikir, for the greater good ga perlu diartiin macam jadi pahlawan atau superman. Artinya bisa lebih ringan cuman tetep deep. Kaya gini ni. Saya ini punya bos supeeerrrrrrr galak dan tegas. Dia bisa melihat kesalahan dalam kerjaan saya meskipun itu hanya salah menulis koma sebagai titik. Perfeksionis banget si. Saya beberapa kali berpikir untuk nyerah aja. Resign from that job. Apalagi kalo dari cerita2 sebelumnya, bos saya itu tidak pernah mecat orang, but orang2 yang milih berhenti karena ga tahan.

Si bos saya itu walaupun galak cuman dia pinter banget. Itu akhirnya yang menjadi alasan saya bertahan. Karena ilmunya banyak. Saya jadi belajar sama dia. Setiap satu kesalahan berarti 10 ilmu baru. Makanya kalau kerja sama beliau itu banyakan belajarnya, bukan kerja. kalau udah hopeless dan pengen resign saya jadi inget kalimat for the greater good. even saya gondok kalo dimarain, tapi kalo inget berapa banyak banyak ilmu yang saya dapet, dan membayangkan bahwa saya bisa berhasil seperti dia kalau saya bertahan. Saat itu saya bisa ketawa dan nikmatin lagi kerjaan saya. For the greater good din..for the greater good.. (sebetulnya tetep nangis dalem hati).

2.27.2008

Hei perempuan, sadar ga si?

Hak-hak reproduksi dan seksual (IPPF)

  1. Hak untuk hidup
  2. Hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan
  3. Hak untuk kesetaraan, dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
  4. Hak privasi
  5. Hak kebebasan berpikir
  6. Hak atas informasi dan edukasi
  7. Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk dan merencanakan sebuah keluarga
  8. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak
  9. Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
  10. Hak untuk menikmanti kemajuan ilmu pengetahuan
  11. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisispasi dalam arena politik; dan
  12. Hak untuk terbebas dari kesakitan dan salah dalam pengobatan

Berapa perempuan yang udah tau ke-12 poin diatas?, Berapa perempuan yang benar-benar merasa bahwa ke dua belas poin diatas adalah HAK mereka??

Coba deh liat poin ke satu, hak untuk hidup; seems corny but liat fakta. Suami2 jarang yang pake kondom ketika having sex with their wife (prev pemakaian kondom di indo <3%> ). Padahal di tempat lain mereka juga having sex sama WIL atau WTS sekalian. Kalau suatu hari si suami kena penyakit menular seksual atau HIV, istrinya beresiko besar kena juga dong?, kalo udah gitu, berapa banyak perempuan yang meninggal sia-sia karena ga bisa memproteksi diri mereka dan pasangan??

Lalu poin 8, saya suka gemes kalo ada laki2 yang mau merit pas ditanya mau punya anak berapa jawabnya "8, 9, 10, disekasihnya sama yang diatas". What the??, emang istri mereka kucing apa?, mereka pernah ga sih diskusiin sama calon istri mereka masing2 mau punya anak berapa?. Kematian nomer satu ibu di dunia itu karena komplikasi kehamilan. Eklampsi, pendarahan, partus macet, infeksi. Sebut deh apa lagi macem2 komplikasi yang dialami ibu karena ketika melahirkan mereka memiliki faktor resiko kaya "terlalu dekat, terlalu banyak, terlalu muda atau terlalu tua". Para laki2 itu pernah ga sih mikirin. "Siapa yang ngurus anak gw kalo istri gw mati?". thinking before act. Tapi kadang2 ga nyalahin laki2 juga, perempuan juga suka bodoh dan pasrah kalo suaminya kepengen punya anak banyak. YANG HAMIL DAN BERESIKO KEMATIAN ITU KALIAN!!!!!, KALAU KALIAN MATI SUAMI KALIAN TINGGAL KAWIN LAGI BERES!!!!!. aduh din...kamu marah sama siapa sih? ga jelas banget deh.

Poin berapa lagi ya, nomer 11 deh, kenapa jumlah perempuan di parlemen hanya 11% padahal jumlah perempuan di Indonesia itu setengah dari jumlah penduduk? kenapa para bapak2 di "atas" itu tidak mengijinkan kami pra perempuan2 untuk mewakili diri kami sendiri?, kalian paham tidak dengan masalah kami??, bahwa lebih banyak perempuan yang buta huruf dibanding laki-laki (2/3), bahwa perempuan masih banyak mendapat diskriminasi di segala bidang, bahwa masi ada praktek perkosaan, KDRT, sunat perempuan, human traffiking de el el, yang mestinya lebih mendapat perhatian lebih dari negara (which is lebih baik perempuan diwakili oleh sesama perempuan yang lebih sensitif jender). Perbanyaklah pak kuota untuk kami.. (ehehehhe bukan berarti saya mau masuk ke politik loh, cuman ngerti lah maksud saya)

Hah..ga ada habisnya kalo mau diterusin, terlalu banyak hak2 perempuan yang disepelekan di negara ini, sepetnya lagi yang diperjuangkan haknya juga masih ga mudeng kalo mereka punya hak2 yang saya sebut di atas. Seperti buah simalakama. Maju kena, mundur kena. (alah)

Ayat ayat cinta



Ini film udah ditunggu dari jaman baheula sebetulnya. 19 Desember 2007 katanya bakalan pertama diputer. Trus molor sampe katanya awal Januari, akhir Januari, februari awal..sampe yah hari minggu kemaren deh saya akhirnya nonton filmnya di XXI Senayan City.Banyak hal2 yang buat penayangan AAC jadi molor. Mampir deh ke situsnya hanung kalau pengen tau kenapa.

AAC ini sebelum diputer dan setelah diputer banyak banget kontoversinya, mas yang satu ini terang2an kontra sama AAC even dia belom nonton filmnya, juga banyak yang menyayangkan kenapa novel sebagus AAC dibuat film, Trus para Ikhwah (kalian tau siapa),yang dikenal pecinta kang abik dan karya2nya juga bersikap setengah setengah, penasaran sama filmnya cuman emoh ke bioskop coz kata mereka subhat (ya ga?). Thats why ketika filmnya keluar cuman belom mampir bioskop, beredar dvd bajakan dari film AAC. Ada rumor yang bilang kalo yang banyak mengkonsumsi DVD tersebut adalah ya mereka-mereka itu (no hard feeling, that's only rumour). Menurut saya sih, menghindari yang subhat tapi mengambil jalan tidak halal bukan solusi yang bagus kan ya??, well, maybe they have second thought bout that. Makanya, karena hal2 yang saya sebut diatas tadi, siapa si yang ga penasaran untuk nonton AAC??. Raise ur hand!!

Overall kalau menurut saya film ini sangat layak tonton. Tapi ada satu perkara yang mesti diinget. Jangan bandingin sama novel, karena bakalan beda dan kecewa. Apalagi kalo mikirin hal hal syar'i seperti pemerannya bukan muhrim, film itu haram, ada adegan "buat deg2 an". Yah lebih baik jangan ditonton. Karena bakalan misuh misuh sendiri dan protes kemana-mana. Coba deh nonton dari kacamata orang biasa. Orang2 yang menganggap agama adalah sebuah kewajiban dan ritual tanpa pake feeling. Film ini bisa menjadi bahan perenungan bahkan pencerahan buat mereka. Malah adegan poligaminya bisa menjadi suatu hal yang membuat kita mikir "kalo cowo seperti fahri emang ga cukup istrinya cuman satu". Even tetep kita bakal mikir yang namanya poligami --in the right way-- sekalipun, bakalan susah buat dijalanain.


Dari segi teknis, film ini bisa dibilang bagus. Setting tempatnya bisa buat gw percaya kalo itu di timur tengah, juga dari segi editing, gambar, suara, musik, kostum bahkan. Semuanya dikerjain dengan appropriate way. Ceritanya meski ringkas, tapi tetep bisa diikutin. Pemilihan karakternya juga cukup oke, Fedi nuril masi aga kaku di beberapa adegan kaya pas dia ngomong "cepet panggil suster", itu aga ganggu ya, ehehehhe. tapi adegan dia nangis tuh paten deh, saya aja ampe melting pas ngeliat. tatapan cinta dan mesra fahri sama istri2nya juga lumayan bikin mupeng. Pemain yang lain pun oke. Saya seneng sama nurul, penampilannya bener2 kaya akhwat disini, kumel dan sedikit lusuh (Upss yang berasa akhwat, dont take it too hard, coz i do "dandan" kaya gitu, ehehhehe). Si maria cantik banget, Aisha juga boleh lah..bener2 keliatan kaya akwhat tajir yang spoil dan jealousan.


Kalo ceritanya sendiri dah tau kan, tentang fahri, mahasiswa indonesia yang s2 di Al Azhar mesir, punya tetangga kristen koptik bernama Maria, menyelamatkan gadis bau kencur Noura (ntar noura jadi suka), punya "crush" bernama nurul, dan akhirnya ketemu si mata Indah Aisha. Ceritanya muter2 situ deh..(keliatan banget males nyeritain, pereview macam apa lo din). Karena dah baca novelnya, pas nonton saya ga pake mikir lagi kenapa si ini begini, si itu begitu. Cuman karena ini film kaya ngeringkas novelnya, mendingan yang belom nonton baca dulu novelnya, biar lebih ngerti.

Yang seru tuh setengah jam terakhir, ada cerita yang gak ada di novel dan kayanya ada di film biar lebih komersil. Banyak yang menyayangkan kenapa bisa ada cerita tambahan itu. Soalnya jadi aga ngerubah cerita yang harusnya udah selesai. Kalo saya terus terang enjoy ngeliat setengah jam terakhir itu. Abis lucu sekalian dalem sih. saya ga mau spoiler, nonton aja dulu ya, eheheheh

Jadi intinya, film buatan hanung ini bagus, asal ga cerewet ngebandingin sama novel dan syar'i aja. trus saran, kalo bisa yang belom nonton jangan nonton lewat DVD bajakan ya. Film Indo gitu...hargai sedikit karya anak negeri. Kalo emang punya prinsip ga mau nonton bioskop, Jangan lewat jalan alternatif bajakan. Mending nungguin tayang di TV atau nanti pas keluar DVD originalnya. Begitu.. okeh, salam peace love and gaul ya

Diet itu repot kawan

Saya ini orangnya ga penting, big dreamer without effort, hanya mengikuti arah angin dan rumput yang bergoyang, bukan planner yang baik. Gampang lupa dsb dsb. Contoh paling gress adalah suka lupa kalo sekarang ini lagi dalam program penurunan berat badan alias diet. Udah fitness, udah beli supplemen diet (saya ga mau bilang obat diet karena kok kesannnya "merit" banget), udah buka2 diktat gizi jaman kuliah buat liat daftar bahan makanan beserta kalorinya juga.

Cuman ada satu permasalahan. Makan saya jalan terus gitu. Beneran lupa kalo diet. Kalo pagi excusenya "makan pagi itu buat supply energi seharian, jadi harus banyak biar ga laper dan malah ngemil". Jadi kalau pagi saya makan kaya orang kesetanan. Siangnya emang kadang2 ga makan sih, soalnya males trun ke bawah (cuaca sudirman kalo siang itu panas abis, ato kalo ga panas ya ujan deres). Tapi tetep rek..ngemil malah gila, karena excusenya ga makan siang. Makanan di pantry kantor plus bawaan dari rumah masuk aja dengan sukses ke dalam perut saya yang karet ini. And it's (ngemil) more dangerous than u just have a lunch for once. Kaya gini ni misalnya. Makan siang lengkap itu nasi 200 gr, lauk (ayam or daging), sama teh manis. Kalorinya kira2 500 sampe 700. Tapi kalo ngemil ya..donat: 200 kal, biskuit 1 keping 70 kal, gorengan (this is the worst) 150-300 kal sendiri per 100 grnya. Gak masalah kalo saya makan masing2 satu. Nah ini..biskuit setoples, donat 3 biji, gorengan tak terhingga. Kalori yang saya makan bisa buat anak2 somalia sembuh dari malnutrisi kali (belebih deng). Well u got the point lah ya.

Trus abis ngemil segaban-gaban. Pas pulang saya langsung makan, excusenya biar ga kemaleman. Makan malem kan jahat, bisa langsung jadi lemak karena abis itu biasanya ga ada aktivitas lagi. Makanya makannya disoreein. Lalu setelah makan saya pun pergi ke gym, untuk membuang kalori2 yang kebanyakan bersarang di tubuh. Biasanya kalo treadmill bisa bakar 100 kal dan arerobic/body jam/jazzercise (kelas yang biasa saya ikutin) bisa bakar 300-1000 kal. Nah asik kan tuh, bisa buang lemak (alah). CUman masalahnya kalo abis gym itu rasanya badan kaya ditimpa gajah. Pegel dan caaaapeeeeeeee banget. Saat itulah, kalau pulang ke rumah atau ke rumah sepupu. Godaan makan timbul lagi..., dan...saya akhirnya pun makan, apalagi kalo di rumah..., dengan makanan super berat yang nilai kalorinya sama ato malah lebih dari kalori yang sudah saya berhasil saya bakar di gym tadi. PERCUMA DONG GYM-NYA!!!!

Kalo gini caranya din. Lupakan impian untuk memiliki badan kaya angelina jolie atau dewi persik (loh?). Siapa bilang nurunin satu kilo itu gampang. Udah hampir sebulan saya ngegym. Berat bdan baru turun sekilo. Kalo gini sih, kapan kurusnya ya. ehehehhe. UDah gitu saya masih punya excuse. "saya ke gym bukan buat kurus kok, cuman biar lebih sehat aja". Hahahhahaha...kalo pemikiran saya seperti itu terus, seumur hidup saya ga bisa punya IMT kurang dari 20 ya...